Pihak gereja memberlakukan aturan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker) selama pelaksanaan kebaktian. Kegiatan kebaktian juga disiarkan melalui internet dan pengeras suara sehingga para lanjut usia (lansia) dan anak-anak dapat mengikuti dari rumah.
“Yah pada prinsipnya kita ikuti pemerintah, jadi anak-anak belum boleh. Jadi kita batasi anak sekolah minggu dan remaja hanya melalui virtual dan pengeras suara, lansia juga kita batasi,” kata Pendeta Viktor seusai memimpin kebaktian pada Jumat (25/12) pagi.
Menurutnya gereja ikut berpartisipasi mengkampanyekan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah.
Sumijo Toripalu, salah seorang jemaat, mengaku senang tahun ini dapat mengikuti kebaktian Natal di tengah pandemi. Dia hadir di gereja dengan mematuhi seluruh aturan protokol kesehatan. Kepada VOA, pria berusia 55 tahun itu berharap pada tahun 2021, pandemi akan berakhir.
“Dan kita berharap tahun 2021, Covid bisa diatasi apalagi informasi ini sudah mau ada vaksin” Harap Sumijo.
Yopy Hari, salah seorang jemaat GSKT Immanuel Desa Sintuwulemba mengungkapkan, dengan hanya 34 keluarga yang menjadi jemaat gereja itu, pelaksanaan kebaktian dapat dilakukan satu kali. Setiap orang yang hendak memasuki gedung gereja harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan mengikuti ketentuan protokol kesehatan.
“Dengan syarat, misalkan jika ada yang memiliki penyakit flu atau batuk atau kurang sehat dalam bahasa kita, itu sebaiknya tidak datang beribadah, nanti dilayani di rumah masing-masing” kata Yopy.
Secara umum situasi pelaksanaan kebaktian Natal di Poso berlangsung lancar dan aman. Aparat keamanan TNI POLRI terlihat berjaga-jaga dengan persenjataan lengkap di luar gereja ketika kegiatan kebaktian berlangsung. [yl/ab]
Recent Comments